Analisis semiotika pada film penyalin cahaya

Film memiliki nilai seni tersendiri, karena film tercipta sebagai sebuah karya dari tenaga-tenaga kreatif yang profesional di bidangnya. Film sebagai benda seni sebaiknya dinilai dengan secara artistik bukan rasional. Semiotika merupakan suatu studi ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda dalam suatu konteks skenario, gambar, teks, dan adegan di film menjadi sesuatu yang dapat dimaknai. Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal ini objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda yang digunakan dalam film tersebut.

Film merupakan sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, lawak dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum. Setiap bentuk kesenian, seperti seni musik, seni tari, seni sastra, seni rupa maupun seni peran memerlukan apresiasi dari penikmatnya masing-masing. Secara harfiah, apresiasi seni berarti penghargaan terhadap kehadiran sebuah karya seni. Karya seni mengalami perkembangan dari tahun ke tahun, hingga pada akhirnya tercipta perpaduan yang seimbang dan harmonis antara seni sastra, seni musik,seni peran dan komedi yang dikemas dalam bentuk film.

Semiotika merupakan salah satu metode penelitian komunikasi yang paling
interpretatif dalam menganalisis teks, dan keberhasilan maupun kegagalannya sebagai
sebuah metode bersandar pada seberapa baik peneliti mampu mengartikulasikan
kasus yang mereka kaji. 

Wregas Bhanuteja adalah seorang sutradara dan penulis skenario. Pada tahun 2016, Ia menjadi sutradara Indonesia pertama yang memenangkan penghargaan Cannes Film Festival, untuk film pendeknya berjudul Prenjak. Wregas merupakan peraih Piala Citra 2021 untuk Sutradara Terbaik dan Penulis Skenario Asli Terbaik lewat film Penyalin Cahaya yang merupakan debutnya sebagai sutradara film panjang.



Wregas dalam berbagai karyanya memberikan alur cerita sebagai representasi citra imaji yang dituangkan ke dalam film. Oleh karena itu di dalam membaca film tersebut kita membutuhkan metode baca agar tidak tersesat dalam labirin makna. Melihat perspektif imaji Wregas yang enigmatik. Jika tidak membaca dengan baik maka pesan yang terkandung didalamnya tidak akan terbaca. Karena diperlukan pemikiran relasi-relasi antar tanda, sintagmatik dan paradigmatik untuk mendalami film penyalin cahaya .Lantas, bagaimana cara wregas menghasilkan film yang begitu ciamik? Bagaimana elemen tanda visual bersikulasi didalam scene film tersebut dan menghasilkan kode-kode? Wregas telah berhasil memperluas batas-batas media cinematograpy konvensional serta menunjukkan keahlian teknik yang tinggi dan konsep yang kompleks. sutradara yang mendapatkan penghargaan cannes film festival ini memberikan pandangan lain dalam dunia film di Indonesia. 

Pada cerita tersebut pun terdapat sebuah semiotik antara cerita mitologi yunani, yaitu ketika sedang berpesta terdapat tongkat dengan kepala medusa. dalam mitologi yunani medusa merupakan bawahan dari dewi athena. ketika di usir, rambut medusa dikutuk oleh athena menjadi ular. athena disini seperti ayah sur. dia mengusir sur dari rumah karna ia rasa sur sudah tidak suci lagi.

Di akhir film penyalin cahaya, pemeran utama "sur" menuliskan kekecewaanya kepada pihak kampus karena tidak profesional dalam menangani kasus pelecehan seksual di lingkungan kampus, kemudian sur dan mahasiswa lainya membuat sebuah pernyataan dengan pengalaman yang selama ini tidak di dengan oleh pihak kampus, di tulis pada selembar kertas dan di photocopy kemudian di sebarkan dari atas gedung kampus. scene ini adalah bentuk semiotika dari social media jaman sekarang. sebuah kasus bila belum viral maka cara penanganan kasusnya lambat. kertas yang di bagikan oleh sur dan mahasiswa lain itu adalah bentuk analogi sebuah curhatan social media, yg kemudian di sebarkan atau di share ke berbagai khalayak masyarakat. sehingga dengan sebaran kertas tersebut orang jadi tau permasalahan kasus itu. ini adalah trailernya klik disini.

 

Pendekatan : Semiotika

Analisis : Film penyalin cahaya

Teori : -

Kesimpulan : Kesimpulanya adalah film penyalin cahaya yang di sutradarai oleh wregas bhanuteja memiliki pendekatan semiotik pada beberapa scene-nya.

referensi jurnal: 

http://journal.upgris.ac.id/index.php/JURNALPBSJ/article/view/10820

https://eprints.umm.ac.id/42525/ 

http://digilib.isi.ac.id/8131/

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.